Senin, 17 Februari 2014

Cara membuat lagu



Mahir menulis lagu
Menggunakan overtone dalam komposisi lagu

Untuk menambahkan energi dan meningkatkan momentum dinamika dari lagu, kita dapat menggunakan overtone. Overtone (yang merupakan bagian dari modulasi) adalah menaikkan skala lagu pada bagian transisi lagu, seperti dari Chorus menuju Bridge, atau dari Instrumental menuju Coda. Overtone sudah sering dan banyak dipakai di lagu-lagu hits, terutama lagu-lagu pada masa tahun ’90an.
Mengubah skala lagu pada bagian transisi dapat dilakukan dengan menggunakan overtone skala yang berada satu step (dua semitone) di atas skala sebelumnya. Ini merupakan penggunaan overtone yang paling umum, karena menghasilkan peningkatan energi dan dinamika yang sederhana dan efektif – memberikan kesan megah dan resolusi yang kuat yang dicari pendengar lagu ketika telinga mereka sudah memerhatikan dari awal. Penggunaan overtone dalam komposisi kita bisa dengan dua cara:
(1) Menggunakan chord transisi, yang biasanya adalah chord IV/V. Contoh:
Ketika hendak overtone dari skala G Mayor ke A Mayor, maka chord transisi adalah (dengan menggunakan progresi chord contoh):
D/E mengubah chord D yang sebelumnya adalah chord dominan dari skala G Mayor menjadi chord sub-dominan dari skala A Mayor setelah ditambahkan bass dengan not E sambil tetap memainkan chord D. Chord transisi ini biasanya dimainkan untuk durasi 1/2 bar bila chord yang sebelumnya dimainkan selama 1 bar (atau disebut Fill In).
(2) Langsung berpindah ke skala yang dituju
Meski beresiko terdengar mendadak atau janggal, langsung memindahkan skala bisa juga dilakukan tanpa menggunakan chord transisi. Contoh untuk progresi chord yang sama:
Bila perubahan langsung terdengar terlalu mendadak, kita bisa menambahkan melodi yang sudah bermain pada skala overtone untuk menjembatani transisi antara skala:Gunakanlah overtone dalam komposisi Anda berikutnya! Apakah contoh-contoh overtone lain yang Anda tahu, atau pernah Anda gunakan dalam komposisi pribadi?
 
Chord yang sering dipakai dalam musik Pop
Tentunya perkembangan musik populer tidak lepas dari perkembangan teknologi (penemuan gitar listrik menghasilkan musik rock and roll atau teknologi digital mempopulerkan penggunaan musik berbasis sampling); tetapi perangkat harmoni dan melodi yang digunakan tetap sama. Setiap gaya musik memiliki kosakatanya masing-masing (contohnya musik dance memiliki pergerakan harmoni yang minimal, beda dengan musik pop era 1990-an yang lebih bergerak secara harmonis). Namun untuk gaya musik pop yang beredar selama 10 – 20 tahun terakhir, chord yang digunakan pada dasarnya adalah chord-chord diatonis.
Apakah Chord Diatonis?
Chord diatonis adalah chord yang tersusun dari triad not-not dalam satu skala yang bersangkutan. Sehingga berdasarkan definisi itu kita juga memiliki not-not diatonis – yaitu not-not yang ada dalam sebuah skala tertentu. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat contoh berikut:
Sebagai contoh, skala C Mayor memiliki not-not diatonis:
C – D – E – F – G – A – B – C’
Not-not ini kita dapatkan menggunakan rumus skala Mayor. Chord diatonis bisa kita susun menggunakan triad yang terdiri dari not-not diatonis tersebut. Dalam skala C Mayor, chord-chord diatonis adalah:
 C Mayor ( C ) = C – E – G
 D Minor  ( Dm ) = D – F – A
 E Minor ( Em ) = E – G – B
 F Mayor ( F ) = F – A – C
 G Mayor ( G ) = G – B – D
 A Minor ( Am ) = A – C – E
 B Diminish ( Bdim ) = B – D – F
Dalam lagu pop masa sekarang, chord-chord diatonis inilah yang biasanya digunakan untuk mengkomposisi sebuah lagu. Tentunya, semakin luas kosakata musikal yang kita gunakan, semakin ekspresif lagu yang bisa kita hasilkan. Tetapi dengan seperangkat chord diatonis seperti diatas, sudah sangat bisa menjadi bekal untuk menulis lagu yang bagus.
Contoh progresi chord diatonis dalam lagu pop:
C – G – Am – F – G
C – Am – G – F – C
Am – F – C – G
Temukan progresi chord diatonis lain yang menyenangkan untuk teman-teman! Bagikan pengalaman teman-teman mengkomposisi sebuah lagu menggunakan chord diatonis!
Apakah chord musik pop terbatas pada chord diatonis? Tidak! Berikutnya kita akan melihat penggunaan chord-chord lain untuk memperkaya khasanah musikalitas kita!
Menggunakan substitusi Chord untuk variasi aransemen dalam sebuah lagu
Substitusi chord dicapai dengan mengganti suatu chord diatonis dengan chord diatonis (atau non-diatonis) lainnya. Chord diatonis adalah chord-chord yang tersusun dari triad yang disusun pada setiap derajat skala yang bersangkutan. Contoh sederhananya adalah:
Sebagai contoh, ambil sebuah progresi chord sederhana I-IV-V-I. Berjuta-juta telinga telah terbiasa mendengar progresi chord ini, karena ini adalah sebuah progresi yang kuat dan jelas pergerakannya (dengan harmoni yang sangat mudah ditebak, karena saking sering digunakan dalam komposisi modern). Supaya kita bisa menghasilkan sesuatu yang berbeda, maka kita bisa mengganti chord-chord tertentu dengan chord lain supaya terjadi transisi harmoni yang tidak biasa.
Chord diatonis Skala C major:
C-Dm-Em-F-G-Am-Bdim-C
Chord I-IV-V-I untuk Skala C major:
C-F-G-C
Substitusi chord dicapai dengan mengganti suatu chord diatonis dengan chord diatonis (atau non-diatonis) lainnya. Chord diatonis adalah chord-chord yang tersusun dari triad yang disusun pada setiap derajat skala yang bersangkutan. Contoh sederhananya adalah:
Sebagai contoh, ambil sebuah progresi chord sederhana I-IV-V-I. Berjuta-juta telinga telah terbiasa mendengar progresi chord ini, karena ini adalah sebuah progresi yang kuat dan jelas pergerakannya (dengan harmoni yang sangat mudah ditebak, karena saking sering digunakan dalam komposisi modern). Supaya kita bisa menghasilkan sesuatu yang berbeda, maka kita bisa mengganti chord-chord tertentu dengan chord lain supaya terjadi transisi harmoni yang tidak biasa.
Chord diatonis Skala C major:
C-Dm-Em-F-G-Am-Bdim-C
Chord I-IV-V-I untuk Skala C major:
C-F-G-C

C-F-G-Am
C-F-G-F
C-Dm-Em-F
Sedang contoh substitusi chord non-diatonis yang bisa dilakukan:
C-Dm-Em-Fm
C-F-E-Am
Am-Dm-E-Am
Bisa dilihat contoh substitusi chord non-diatonis terakhir menghasilkan timbre dan karakter suara yang sama sekali berbeda dengan progresi semula (bahkan bisa dikatakan dia bermain di skala yang berbeda, yaitu skala relative minor dari C major). Dengan menggunakan substitusi chord, kita bisa menjelajah ekspresi emosi yang lebih luas daripada sekedar harmoni yang sudah biasa kita dengar sehari-harinya.

Transisi di antara lagu
Nada Dasar
Untuk membuat sebuah transisi yang baik, hindarilah menyusun dua lagu yang nada dasarnya sangat berbeda secara berurutan, terutama pada lagu yang bertempo lambat (atau yang sering disebut lagu ‘penyembahan). Mengapa? Karena jika tim musik kita tidak hati-hati, maka transisinya tidak akan smooth dan bahkan bisa saja mengganggu jemaat.

Jika kita mengerti konsepnya, maka dengan transisi chord yang tepat berdasarkan family chord-nya, maka perpindahannya akan terdengar mulus.

Setiap chords memiliki family chords yaitu nada ke 4 mayor, nada ke 5 mayor, dan nada ke 6 minornya. Mari amati penjelasan berikut ini:

Nada Dasar      Chord ke-4 mayor       Chord ke-5 mayor         Chord ke-6 minor
C                                       F                                        G                                      Am
D                                       G                                        A                                      Bm
E                                       A                                         B                                      C#m
F                                       Bb                                       C                                      Dm
G                                       C                                         D                                      Em
A                                       D                                         E                                      F#m
B                                       E                                         F#                                   G#m

hindari juga melakukan transisi dengan memilih lagu dengan nada dasar lebih rendah dari sebelumnya, kecuali bisa melakukan transisi dengan prinsip family chord tadi.
Untuk lagu yang bertempo cepat, masih bisa lebih fleksibel, namun sebaiknya pola di atas dipertahankan.

Cara membuat chord transisi
Yang dimaksud dengan kord transisi (atau kord jembatan) adalah kord yang terletak antar kord. Kord transisi ini bisa dipakai atau tidak dipakai. Kalau dipakai, efeknya bisa membuat lagu Anda terdengar lebih ber variasi dan berwarna
kord transisi diletakkan antara kord C Mayor dan F Mayor. Progresi kord “mentah” yang digunakan adalah: C – F
Ini adalah progresi kord sangat sederhana. Karenanya, agar progresi ini terdengar lebih meriah, Anda bisa menambahkan kord transisi diantaranya. Mas Anton memberikan contoh kord transisi: C – C7 – F
Kord transisi ini memiliki durasi lebih singkat dibanding kord utama. Misalnya, tadinya kord C Mayor dimainkan selama 4 ketukan, lalu kord F Mayor juga 4 ketukan. Dengan adanya kord transisi C7, kord C Mayor dimainkan 2 ketukan, kord C7 dimainkan 2 ketuka juga, lalu F Mayor 4 ketukan:
C – C – C – C | F – F – F – F
menjadi
C – C – C7 – C7 | F – F – F – F
(setiap satu huruf melambangkan satu ketukan)
Dari mana asal usul C7 bisa menjadi kord transisi?
Sebenarnya, munculnya kord C7 sebagai transisi bukan dari antah berantah ataupun wejangan setelah semedi sebulan lebih di gua pedalaman. Namun, kord transisi ini berasal dari sebuah rumus jazz standar yang sudah digunakan hampir 100 tahun lamanya.
Rumus jazz ini adalah: ii – V – I
Rumus ini yang disebut 2 – 5 – 1 sangat sering dipakai di musik jazz dan musik genre lainnya. Anda bisa menggunakan rumus ini untuk mendapatkan kord transisi (seperti yang dijelaskan di video).
Contoh di atas menggunakan kord C Mayor ke F Mayor:
  1. Pertama, Anda mainkan skala F Mayor.
  2. Lalu, Anda temukan progresi kord ii – V – I di skala F Mayor.
  3. Hasilnya, kord yang Anda dapatkan adalah Gm – C – F.
Dalam bentuk lainnya, rumus 2 – 5 – 1 itu juga bisa berbentuk: ii – V7 – 1.
Disini, rumus tersebut menandakan kord 2 minor; 5 dominan 7; lalu 1 atau root. Kalau Anda terapkan ini ke progresi kord hasil skala F Mayor diatas maka Anda mendapatkan:
Gm – C7 – F
Bisa Anda lihat, darimana munculnya kord C7 sebagai kord transisi?
Kembali ke progresi kord “mentah” awal:
C – F
Setelah ditambahkan dengan kord transisi (yang diambil menggunakan rumus 2 – 5 – 1 dari skala Mayor kord yang dituju), maka hasilnya:
C – Gm – C7 – F
Disini, Anda bisa hanya menggunakan Gm atau C7 saja sebagai kord transisi, atau keduanya:
C – Gm – F
C – C7 – F
Hasil dari kord transisi ini cenderung terdengar “jazzy”.
Untuk penjelasan dengan satu contoh lagi (yaitu kord C Mayor ke A Minor), silakan Anda merujuk kepada tutorial video diatas.



 Telpon : 0822 3744 6767
largomusic44@gmail.com