Senin, 17 Februari 2014

Improvisasi Keyboard



Untuk improvisasi dalam berbagai instrument melodis, lebih gampang kalau kita fokus pada SCALE bukan harmoni CHORD. Scale yang paling ampuh di pakai, salah satunya MODE atau MODUS, seperti Ionian, Dorian, Phyrgian, sampai Locrian (ada tujuh mode). Tapi kalau modus ini mau di bahas sekarang, pasti bakal bikin pusing bagi yang baru belajar. Kenapa lebih baik fokus di scale, karena improvisasi akan lebih enak terdengar apabila ada di melodi, yang otomatis akan berkesinambungan dengan harmoni chord.

Beberapa cara yang bisa untuk membuat iringan piano menjadi rame adalah melebarkan arpeggio di tangan kiri, tapi cara ini butuh latihan banyak, karena bakal bikin sibuk tangan kiri.
Cara kedua selain melebarkan arpeggio tadi adalah, menambah, memadatkan, atau melebarkan harmoni lagu tersebut (saya ga tau istilah yang tepat untuk ini).
Caranya begini :
Setiap not melodi lagu yang di mainkan di tangan kanan, kita bikin berupa CHORD. Bisa tiga nada (triad) atau cukup dua nada (duet).
Penyusunan chord melodi di tangan kanan adalah, membuat posisi melodi pokok lagu di posisi OUTER (paling luar/paling ujung) chord tersebut.
Jadi dalam chord (triad) bisa di identifikasikan seperti ini :
Contoh Susunan Chord C mayor =
C – E – G
C = Root
E = Inner
G = Outer
Chord C tersebut bisa kita bolak-balik (inversi) menjadi dua bentuk lainnya yaitu :
E – G – C atau G – C – E
Dari dua bentuk inversi di atas, apakah bisa Anda ketahui mana root, inner dan outernya???? Ya harus bisa donk…he…he… ingat aja, yang paling kiri itulah ROOT, yang di tengah di sebut INNER, yang paling ujung kanan itu di sebut outer.
Bagaimana mengaplikasikannya ke melodi lagu?
Pada dasarnya, semua not tunggal/melodi lagu, masing-masing notnya punya harmoni (chord) sendiri-sendiri. Nah tentukan pasangan harmoni chord untuk melodi lagu tersebut. tapi ingat !!! chord di tangan kanan, dan posisi melodi pokok lagunya di posisikan di posisi outer chord tersebut.

Perhatikan posisi outer di tangan kanan (not paling atas) itulah melodi pokoknya.
Sedangkan satu atau dua not di bawahnya adalah chord yang berhubungan dengan melodi pokok tersebut.
Sedangkan di tangan kiri, tidak perlu selalu mengikuti chord yang di tangan kanan. Cukup hanya bass dari chord pokok saja di beberapa ketuk/bar.
Kalau Anda memperhatikan harmoni string di orkestra, harmoni seperti ini paling sering di gunakan. Melodi pokok (nada paling tinggi) di mainkan oleh Violin 1 atau berbarengan dengan violin 2. Sedangkan not/harmoni chord pelengkapnya di mainkan di section viola, cello dan contra bass. Ini tidak mutlak sih, tapi pola seperti ini cukup sering di pakai. Bisa Anda coba dengar dan telaah lagu-lagu orkestasi atau intrumental klasik.
Oya, sekedar informasi, string section terdiri dari 5 divisi, yaitu Violin 1, Violin 2, Viola, Cello dan Contra Bass.
Jadi bagi saya pribadi, cukup sering menggunakan pola seperti ini ketika bermain dengan iringan solo piano. Memadatkan harmoni chord bisa membuat permainan terdengar lebih rame, padat, dan penuh harmoni, tanpa terlalu sering untuk berpindah-pindah oktaf yang jauh untuk sekedar membuat rame iringan kita.
Trik di atas hanya penjelasan sederhana saja, silahkan di kembangkan sendiri. Nanti Anda akan bisa melengkapi contoh di atas dengan ritme, bass/low tangan kiri yang makin bebas berputar kemanapun, karena tangan kiri udah ga fokus memainkan chord, jadi bisa main kemana-mana, mau balik-balikinn bass atau mau memainkan pola bass mirip-mirip permainan gitar bass asli juga bisa. Intinya, dengan pola seperti ini, tangan kiri relatif lebih bebas untuk bergerak, karena tangan kanan sudah memuat harmoni yang cukup padat.
Cara menjadi penata musik
Jika ingin menjadi penata musik ada beberapa hal yang harus diketahui dan dikuasai, antara lain :
1. Ilmu Harmoni
Disiplin ilmu harmoni ini, wajib dan mutlak harus dikuasai oleh penata musik, karena penata musik akan berhadapan dengan sebuah lagu “mentah” yang harus dibangun harmoninya. Ilmu harmoni ini bagi saya sesuatu yang gampang-gampang susah, dimana satu nada akan berkaitan dan bisa dipasangkan dengan banyak harmoni/chord, dan cukup membingungkan ketika kita menentukan mana harmoni yang paling “enak” dipasangkan kepada setiap nada di sebuah lagu.
Disamping itu, ketika berhadapan dengan musik yang nantinya ditujukan untuk komersil ke masyarakat luas seperti album komersil lagu daerah, kita harus mengetahui sudah sejauh mana kemampuan cerna para pendengar di sebuah masyarkat akan sebuah harmoni, dan jangan sampai salah. Misal dalam sebuah masyarakat yang tidak terbiasa atau bingung mendengar progresi chord Major7, diminished, augmented, minor6, sebaiknya jangan terlalu banyak menggunakan chord ini, tapi jika ingin tetap menggunakan chord ini, berikan porsi lebih besar pada progresi chord yang udah akrab dengan kalangan masyarakat tersebut dan pakailah progresi chord yang “miring” tersebut sebagai “penghias” dalam beberapa ketuk saja, anggap saja sebagai sosialisasi chord ‘baru’ bagi pendengar tersebut.
Contoh sederhana, misal pada ketukan akhir/ending sebuah lagu dengan nada dasar C, kita memakai chord CM7 atau pada lagu nada dasar Dm kita beri ending di Dm6, sebagian masyarakat yang belum terbiasa dengan chord seperti ini, cenderung akan bilang “wah kuncinya salah tuJ he..he…hee…)
Begitu juga dengan harmoni invert bass atau sering disebut chord/bass balikan, misal chord pada C dan bass pada G atau biasa ditulis C/G. Dari pengalaman saya masih banyak pendengar yang akan bilang “bass-nya salah…!!” he..he..he..! sekalipun bentuk ini hanya dipakai di beberapa bagian saja di sebuah lagu. Jadi ketika berkutat di musik komersil khususnya musik lagu daerah, mau ga mau, selera musik masyarkat mayoritas harus menjadi prioritas
2. Melodi
Melodi/lead terutama mengisi bagian pada intro/interlude sebuah lagu, sebaiknya dibangun dan di adaptasi sesuai dengan tema melodi pokok lagu tersebut. Minimal pola chordnya ga terlalu beda jauh dengan batang lagunya dan sesuai dengan fungsinya yaitu intro/introduce yang memperkenalkan sebuah lagu sebelum dinyanyikan. Ini salah satu yang paling susah bagi saya dan saya masih banyak belajar tentang ini, terutama memberi tema lead yang memberi identitas sebuah lagu. Sebut saja lead yang rumit seperti Sweet Child O Mine milik Guns n Roses, atau yang agak gampang seperti lagu Good Bye milik Air Supply, atau yang lebih sederhana seperti Power Of Love yang dipopulerkan oleh Mariah Carey, intro lagu tersebut seakan-akan benar-benar “milik” lagu tersebut, susah dilepas atau bahkan diganti. Atau seperti lagu Indonesia, intro Sax pada lagu Kisah Seorang Pramuria – The Mercys, Terajana – H.Rhoma Irama, dan banyak lagu lainnya yang seperti ini, yang mana ketika mendengar intronya saja pendengar sudah sangat akrab dan tau lagu apa yang akan dinyanyikan oleh penyanyinya. Tapi banyak juga lagu yang tanpa intro seperti lagu I Believe I Can Fly atau Januari – Glen Freddly. Selain faktor lagu tersebut telah di kenal masyarakat, tapi yang membuat saya cukup ingin mendalami hal ini, karena beberapa lagu yang telah lama tak di dengar para pendengar sekalipun, ketika intro lagu tersebut dimainkan, pendengar relatif tau itu intro lagu apa. Ini yang saya sebut lead yang membawa identitas sebuah lagu dan benar-benar berperan sebagai intro yang memperkenalkan lagu tersebut sebelum dilantunkan oleh penyanyi.
3. Rhytim
Rhytim atau beat juga wajib diketahui para penata musik, terutama kaidah dan “pakem” sebuah jenis musik. Misal jika ingin membuat sebuah lagu dangdut, kita harus tau struktur rhytim section musik dangdut, yang meliputi kendang/tabla, perkusi lain, drum, rhytim piano, rhytim gitar, dan bass. Khususnya bagi penata musik yang menggunakan teknologi sequencer digital, mutlak harus menguasai ini, karena semuanya akan dimainkan seorang diri saja melalui media keyboard atau perangkat midi lainnya.
Kalau saya pribadi pada saat menata musik lagu daerah juga banyak berurusan dengan teknologi sequencer, saya akan mengusahakan bagian rhytim ini semanusiawi mungkin, yang mana, arransemen setiap elemen tersebut kurang lebih akan bisa di implementasikan pada instrument sebenarnya. Atau jika ingin membuat arransemen yang ‘tidak masuk akal’ jika dimainkan pada instrument sebenarnya atau musik mesin, ya ga tanggung-tanggung saya akan bikin benar-benar bernuansa mesin dan sedikit unsur manusiawinya, misal walking bass yang melebihi register gitar bass, groove drum yang aneh dan ga mungkin dimainkan dalam 1 set drum dengan 2 tangan, dll. Tapi secara umum saya lebih suka dan sering membuat arransemen yang agak manusiawi khususnya pada lagu pop, dimana setiap elemen rhytim section tersebut saya mainkan langsung melalui keyboard controller dari awal sampai ujung lagu dengan tetap mengingat kaidah pola memainkan alat musik yang dimaksud tanpa menggunakan fitur quantize, jika ingin menggunakan fitur quantize saya biasa menggunakan quantize 1/64 atau 1/32, hanya untuk sedikit ‘merapikan’ saja.
Dan yang paling penting diketahui jika ingin membuat sebuah musik yang ‘manusiawi’ yaitu pengetahuan dan wawasan akan setiap instrument yang ingin digunakan.
4. Sound/Tone Color
Akibat perkembangan teknologi sound edit dan synthesizer, citarasa akan sound semakin berkembang seiring kreatifitas setiap musisi. Beberapa tahun terakhir banyak sound baru yang terdengar di dunia komersil khususnya. Tapi tidak jarang akibat perkembangan ini, masyarakat awam menjadi salah kaprah akan sound sebuah instrument.
Misal sound drum yang memiliki rentang frequensi lebar, akibat ‘kreativitas’ banyak musisi dalam mengexplore drum edit, ada dua kemungkinan, drum kreasi tersebut jauh dari suara drum sebenarnya atau bahkan nyaris mirip drum asli. Tapi dari yang saya dengar dalam lagu-lagu daerah di Sumatera khususnya, sound drum kreasi para musisi yang mendominasi adalah drum yang benar-benar ga mirip dengan sound drum asli. Inilah yang menjadi salah kaparah di masyarakat awam, dimana ketika mendengar sound drum asli, ga jarang pendengar awam akan bilang sound drum asli itu ga bagus, ga ‘enak’, ga “ngbass” dan pernyataan lain yang cenderung mengatakan bahwa sound drum asli ga sebagus sound drum di organ tunggalJ
Inilah fenomena salah kaprah yang sedang terjadi di masyarakat akibat perkembangan teknologi. Saya sendiri pernah menjadi “korban” akibat perkembangan ini J dimana ada sebuah project, pada sound drum saya menggunakan sampling drum asli, dan ketika album tersebut beredar, tidak sedikit yang berpendapat sound drum tersebut ga bagus..he..he..he..! dari pengalaman saya selama ini, Cuma sampling sound tabla asli yang benar-benar mengena di hati masyarakat Kerinci khususnya. Karena pada umumnya, selama ini rekan-rekan saya sesama penata musik di daerah Kerinci (termasuk saya juga pernah) membuat sound tabla atau kendang dangdut dari fitur drum edit yang disediakan keyboard Technics sx-KN, dan kualitas sound tabla/kendang yang diciptakan itu saya maklumi, karena saya sendiri sudah mencoba membuat kreasi ‘nyontek’ tabla atau kendang asli di sx-KN tersebut, dan dari hasil utak atik saya tersebut (dan mendengar karya teman-teman lain yang menggunakan merk tsb), berani saya bilang sound tabla/gendang dangdut yang bisa diciptakan pada keyboard tersebut masih jauh dari sound tabla dan gendang dangdut asli yang pernah saya dengar. Dari berbagai merk sekelas Technics sx-KN tersebut yang pernah saya coba explore kemampuan drum editnya, saya berpendapat, merk KORG lah yang paling mendekati sound tabla atau gendang asli.
Satu tips untuk permasalahan tentang tone color ini, penata musik sebaiknya sebisa mungkin akrab dulu dengan instrument asli yang dimaksud, setidak-tidaknya dengan pola cara memainkan instrument tersebut, sehingga musik yang akan di tata, memiliki unsur manusiawi, dan jika bisa menggunakan sound asli atau yang mirip instrument asli, ini menjadi edukasi positif bagi para pendengar awam akan musik.
Permasalahan tentang sound/tone color/timbre ini, lebih dalam akan saya ulas pada artikel terpisah.
5. Teknologi
Dulu saya pernah bertanya-tanya bagaimana seorang arranger bigband atau orchestra menuliskan di partitur pemain lead gitar tentang detail efek gitar yang digunakan pada sebuah laguJ Terlepas dari cara menuliskan di partitur, ada hal menarik lainnya, yaitu si arranger tersebut juga harus mengerti tentang teknologi efek gitar.
Dan ada yang unik dalam teknologi musik, yaitu tidak selalu mengikuti perkembangan zaman/teknologi, terkadang mundur ke teknologi era sebelumnya dan terkadang terlalu maju/futuristik, dan bagi arranger cukup bermanfaat mengetahui teknologi berbagai era ini, karena bisa lebih ‘luwes’ dan ‘leluasa’ ketika menata musik untuk mengikuti berbagai jenis dan trend musik.
Untuk penata musik yang menggunakan fasilitas sequencer atau MIDI, hal pokok yang perlu diketahui yaitu cara kerja dari platform sequencer tersebut dan bahasa umum/pokok dalam MIDI (tentang MIDI akan saya ulas di artikel terpisah). Dan selanjutnya akan lebih baik jika mengetahui teknologi tentang struktur synthesizer, tone generator, VSTi (Virtual Instrument), efek, dan teknologi pendukung lainnya.
6. Original
Originalitas hal penting yang perlu di pegang dalam prinsip dan “moral” para penata musik dan pencipta lagu. Karena sangat tidak baik apabila kita mencontek atau bahkan mengambil potongan lagu yang udah ada. Hal ini telah banyak menjadi kasus di blantika musik komersil Indonesia dan Internasional, dimana sebuah lagu dari sebuah negara di ubah bahasanya tanpa izin dan secara sepihak mengatakan bahwa itu lagu milik “pengubah bahasa” ituJ
Hal ini juga terjadi dalam perkembangan adaptasi house music di album komersil lagu-lagu daerah. Yang mana ada beberapa yang saya dengar, intro sebuah lagu berupa looping lebih dari 8 bar yang di ambil dari tema melodi sebuah lagu yang udah ada. Perlu diketahui, memotong lagu lain persis sama dan lebih dari 8 bar, di sebut membajakJ hindari hal ini, karena ga enak ketika kita disebut “musisi pembajak”, selain itu kita juga bisa dituntut oleh hukum atas pelanggaran hak cipta.
Mungkin banyak yang beralasan bahwa tangga nada itu jumlahnya cuma ada 12 nada, makanya jadi terkesan membajak. Kalau dikatakan bisa mirip, saya sendiri setuju, tapi kalau sampai persis sama itu pasti membajak, karena selain 12 nada tersebut ada berpuluh chord dan berbagai bendera nilai ketukan (1/4, ½, 1/8, 1/16, dst) yang bisa menemani 12 nada tersebut. secara matematis peluang jumlah lagu yang bisa diciptakan dengan kombinasi nilai ketukan, puluhan chord dan 12 nada tersebut bisa tidak terhingga, apalagi masih bergantung dengan jenis musik yang jumlahnya juga sangat banyak.
Jadi bagi saya, lebih baik membuat musik dan lagu yang sederhana atau ga bagus tapi original karya kita, daripada musik/lagu yang bagus tapi hasil memotong atau membajak lagu lain.
7. Mendengar, Belajar, Explorasi dan Ciri Khas
Banyak mendengar berbagai lagu dan jenis musik, adalah cara baik untuk belajar dan menambah referensi musik. Saya sendiri sampai saat ini selalu menambah perbendaharaan koleksi lagu saya dari berbagai daerah dan jenis musik. Terlebih lagu-lagu dari album yang beredar di daerah Kerinci. Karena dari banyak mendengar ini saya bisa belajar untuk mengenali karakter dan ciri khas tiap lagu dan musik. Khususnya penataan musik pada lagu-lagu daerah di propinsi Jambi, saya jadi mengetahui dan mengenali ciri khas tiap penata musik, kaitannya dengan profesi saya yang juga di dunia musik komersil, saya jadi menghindari ciri khas rekan-rekan penata musik lain. Misal jika penata musik A sangat khas ketika memainkan dan menyusun melodi instrument trumpet, saya cenderung akan “menghindari” menyamakan ciri khas penata musik tersebut, sekalipun saya bisa mencontek atau bahkan lebih baik daripada penata musik tersebut. Karena dalam konteks lagu daerah yang berskop relatif kecil, saya lebih suka “menghargai” ciri khas tersebut sebagai “milik” si penata musik tersebut, baik dalam hal teknik maupun sound. Tetapi bukan berarti saya akan membuat arransemen trumpet dengan asal-asalan, melainkan saya tetap membuat alur melodi instrument trumpet sesuai dengan selera saya atau berdasarkan kaidah memainkan trumpet asli sebatas yang saya mampu, tanpa terpengaruh ciri khas penata musik lain. Kenapa demikian, karena saya lebih suka ketika pendengar/konsumen memiliki pendapat, penata musik A sangat khas di instrument A, si B khas pada instrument B, dst. Sehingga setiap musik yang beredar secara komersil di masyarakat akan memiliki banyak khas dan warna dari berbagai penata musik. Di sisi lain, tiap penata musik secara tidak sadar akan diberikan “identitas” masing-masing oleh para pendengar.
Cara untuk menemukan ciri khas ini antara lain banyak mendengar, belajar dan explorasi.
8. Kritik dan Saran
Saya sering bertanya kepada pendengar awam dan ke sesama rekan musisi (yang tidak berkaitan dengan project tersebut) tentang musik yang sudah saya tata. Saya lebih suka ketika ada kritikan dan masukan dibanding pujian (ga munafik, di puji emang menyenangkan…he..he..). karena dari berbagai kritikan dan masukan tersebut manjadi bahan evaluasi saya untuk ke depan. Walaupun semua kritikan dan masukan tidak semuanya akan kita lakukan, minimal kita udah menampung berbagai “aspirasi” pendengar. Kenapa saya cenderung lebih suka bertanya kepada pihak yang tidak ada kaitannya dengan project tersebut, karena biasanya mereka akan memberi kritik dan masukan yang objektif. Kalau bertanya kepada pihak yang berkaitan dengan project tersebut, misal pada pencipta lagu, produser atau penyanyinya, biasanya ada 2 hal yang sering saya dengar, memuji atau akan terjadi beberapa kesalahpahaman seperti yang saya tulis di artikel “Pencipta lagu VS Penata Musik”, “Arsitek dan Kontraktor Album Rekaman” dan beberapa artikel sebelumnya.
Delapan points diatas adalah beberapa hal yang saya anggap hal penting untuk seorang penata musik khususnya penata musik lagu daerah seperti saya.
Artikel ini hanya berupa pendapat dan berbagi pengalaman saja, karena saya sendiri bukan penata musik yang handal dan masih terus belajar dan belajar.
Belajar membuat style / komposer / pattern
Membuat style sendiri adalah hal yang paling mengasyikkan dalam bermain keyboard. Mau lagu gimanapun, pasti bisa kita buat sendiri style pengiringnya. Walaupun tidak selalu bisa persis sama dengan lagu aslinya, minimal beat (variasi drum dan bass) bisa mirip dengan lagu yang mau kita bikin stylenya.
Beberapa hal yang harus di perhatikan sebelum membuat style adalah :
Pastikan keyboard Anda punya fasilitas/fitur style editor. Fitur ini adalah media untuk membangun style sendiri. Untuk memastikannya, silahkan lihat buku petunjuk/manual keboard Anda.
Secara mendasar, style itu terbentuk dari instrument pokok rhytim section, yaitu DRUM dan BASS GUITAR. Jadi, awali perhatian Anda kepada kedua part ini. Untuk part Accomp, Rhytim, dll. Perhatikan belakangan, karena part ini hanya sebagai penambah variasi dan harmoni sebuah pattern.
Akan lebih baik, jika Anda mengerti cara memainkan berbagai alat musik. Hal ini bisa membuat style yang Anda bikin memiliki unsur manusiawi.

Untuk belajar membuat style yang paling efektif adalah MENCONTEK. He..he..he…he….
Untuk pelajaran ini, mencontek di anggap halal. Karena kalau mau di tuliskan teorinya secara mendetil, berarti harus mempelajari terlebih dahulu berbagai teori musik dasar, seperti register bass, piano, gitar,dll. Ilmu harmoni, ilmu arransemen, dll. Jadi, tidak ada salahnya mulai dari mencontek dulu sampai Anda betul-betul menguasai  cara membuat style kreasi sendiri.

LANGKAH-LANGKAH MENCONTEK :
Carilah style yang SEDERHANA. Saya lebih menyarankan style seperti Dangdut Standart. Kenapa? Karena style dangdut umumnya terdiri dari 4 part, yaitu Drum, Bass, Piano, dan Rhytim Gitar. Pola tiap partnya, relatif baku dan mudah untuk di contek.
Dengarlah setiap part Drum, Bass Piano dan Rhytim Gitar satu persatu dengan mengaktifkan tombol SOLO atau mem-MUTE track lain.
Ketika mendengar tiap track tersebut, dengarkan dan hapalkan tiap part tersebut secara mendetail.
Setelah Anda rasa bisa untuk mencontek, masuklah ke menu Style editor/composer keyboard Anda.
Mulailah dari track BASS. Hapus hanya track Bass, dan biarkan track lain. Tekan record, dan isilah part bass yang terhapus tersebut persis sama atau mirip-mirip dengan bass yang Anda hapus sebelumnya. Hapus dan ulangi lagi sampai isian bass mirip dengan yang aslinya.
Jika berhasil dengan track bass, lanjutkan dengan track piano dan rhytim gitar. Lakukan seperti langkah nomor 4.
Untuk track DRUM, dengarkan terlebih dahulu, lalu cari not/tuts mana saja yang dimainkan pada track drum tersebut. cari satu persatu. Jika telah ketemu dan merasa bisa untuk mencontek part/track drum tersebut, Hapus dan isilah track drum tersebut semirip mungkin dengan yang anda hapus tadi.

MERAPIKAN STYLE
Untuk merapikan style yang di buat, Anda bisa menggunakan fasilitas QUANTIZE.
Quantize adalah fasilitas untuk menempatkan not sesuai dengan nilai quantize yang di tetapkan.
Untuk style yang umum seperti Dangdut, Anda bisa menggunakan fasilitas Quantize dengan nilai 1/16 (1/4 ketuk) atau dalam not balok (seperti KN dan PSR) not 1/16 adalah not balok dengan dua bendera.
Untuk lebih detil, silahkan baca artikel QUANTIZE.

TIPS
Trik MENCONTEK ini memang salah satu cara yang paling efektif. Karena nanti jika Anda telah menguasai cara membuat style, Anda juga akan sering mencontek pattern dari sebuah lagu, tapi bedanya, Anda tidak bisa memisahkan (SOLO atau MUTE) tiap track sebuah lagu. Dan Anda harus mampu memisahkan setiap track sebuah lagu dari kaset, CD, atau VCD hanya dengan fasilitas MUTE dan SOLO di telinga Anda :-)  he..he..he…
Jangan sungkan untuk cara belajar “Mencontek” ini, karena saya sendiri juga dulunya pernah belajar dengan cara ini, dan saya yakin, style creator yang udah jago pun, masih sering bongkar-bongkar style milik orang lain untuk di pelajari dan dikembangkan.
Dan jika Anda sudah jago mencontek style ini, saya yakin, Anda tidak akan betah mencontek, dan akan berusaha dan berkreatifitas untuk MENGEMBANGKAN style yang di contek atau malah membuat style baru yang terinspirasi dari style yang di contek tersebut.

Jangan pernah bosan dan patah semangat untuk belajar membuat style, walaupun nanti pada awalnya ini akan sangat menjenuhkan. Tapi lihat sisi positifnya, jika Anda tekun mempelajari membuat style ini, sampai kapanpun keyboard Anda tidak akan pernah membosankan. Karena Anda selalu bisa membuat style sesuai selera Anda sendiri. Dan enaknya, Anda tidak perlu lagi membuang waktu dan uang untuk mencari atau membeli style dari orang lain.
Belajar Blues
Scale blues hampir mirip-mirip dengan scale Rock n Roll. Scale ini sangat baik untuk di kuasai, karena bisa di pakai untuk improvisasi di banyak jenis musik lainnya.
Untuk Contoh, saya menggunakan nada dasar (tonic) C = do

Untuk nada dasar C = do adalah :
C – Eb – F – F# – G – Bb – C
Rumus Jarak (interval)nya adalah :
C – (1½ Nada) – Eb(1 Nada) – F – (½ Nada) – F#(½ Nada) – G – (1½ Nada) – Bb(1 Nada) – C
Atau di ingat aja, dari Tonic, rumusnya adalah
1 ½ - 1½½1 ½1
Udah tau arti angka 1 dan 1/2 tersebut? Kalau belum, silahkan baca ulang artikel Teori 1|Tangga Nada
Chord Blues :
Ciri khas chord untuk Blues adalah chord 7, 6 dan 13.
Jadi untuk C = do, chord yang bisa di pakai adalah :
C7 – F7 – G7
C6 – F6 – G6 (untuk variasi chord)
C13 (untuk Ending)
Bagaimana menggunakan scale tersebut dalam sebuah lagu ?
He..he..he… ga usah bingung, selama chordnya masih pasangannya si C yaitu chord F dan G, mainkan aja scale blues tersebut sesuka hati.
Untuk Anda yang baru belajar, ingat aja scale tersebut, jangan dulu menyentuh tuts yang lain (yang tidak saya beri tanda titik merah).
Untuk latihan :
Cari style Blues di keyboard Anda (tempo 70 sampai 90). Gunakan sound piano atau clean guitar untuk melodi.
Mainkan chord :
| C | C7 | F | F | C | C | G | F7 | C | G (fill in) |
Satu tanda kurung | ….. | adalah 1 bar 4/4 (4ketuk)
Selama chord sedang Anda mainkan di tangan kiri, coba mainkan melodi di tangan kanan dengan mengingat scale Blues yang saya jelaskan di atas.
Mulailah dalam 1 oktaf saja, lalu kembangkan sampai menggunakan 2 – 3 oktaf.
INGAT..!! jangan menekan tuts lain (yang tidak saya beri tanda titik merah).
Lakukan berulang-ulang, cari pola melodi sebebas mungkin, yang penting, nada-nada yang di tekan tetap dalam scale blues tersebut.
Chord
Sekali lagi saya dapat pertanyaan dari rekan sesama musisi :
“Apa maksud chord C9, C7, C6 dst? Kenapa dinamakan begitu?”
Secara sederhana, jika ingin mengetahui maksud sebuah nama chord, bisa dilihat dari angkanya.
Contoh:
Chord C, tangga nadanya
C – D – E – F – G – A – B – C – D – E – F – G – A – B – dst…..
C mayor = C – E – G
Chord C9, berarti dalam susunan chord C kita menambahkan nada ke 9 (sembilan) dari tangga nada C. hitung nada ke-9 dalam tangga nada chord C tersebut, Anda akan menemukan not/nada D. berarti :
Chord C9 = C – D – E – G
Chord C6 berarti menambahkan nada ke-6, yaitu nada/not A
Chord C6 = C – E – G – A
Pada chord CM7, berarti menambahkan nada ke 7 tangga nada C dalam susunan chord C Major.
CM7 = C – E – G – B
Dalam kesepakatan bentuk baku penamaan chord, huruf “M” dan “m” mempunyai arti berbeda. Huruf M (huruf besar) di artikan Major sedangkan “m” (huruf kecil) untuk Minor.
Untuk chord dengan angka 7 (tujuh) ada dua macam :
1. jika di awali dengan huruf M (huruf besar), berarti nada ke-7 dalam tangga nada Mayor chord tersebut, misalnya chord CM7, berarti penambahan nada ke-7 dalam tangga nada C mayor yaitu nada/not B.
2. Sedangkan angka 7 tanpa di awali huruf M besar, berarti nada ke-7 di turunkan setengah (mol) dari tangga nada mayor chord tersebut. misal chord C7, nada ketujuhnya adalah B. lalu B diturunkan setengah (mol) menjadi BES (Bb). Berarti C7 adalah C – E – G – Bes. Begitu seterusnya untuk semua chord.
Chord minor adalah chord mayor yang nada ke-3 (tiga) di turunkan ½ nada.
Misal C Mayor = C – E – G
C minornya adalah nada ketiga dari tangga nada C yang diturunkan setengah.
C minor = C – Eb – G
Untuk chord minor, pada chord minor6, minor7, minor9, prinsipnya sama dengan chord mayor, yaitu menambahkan nada ke – 6, 7 atau 9 dari tangga nada mayor chord tersebut.
Cm6 = C – Eb – G – A
Cm7 = C – Eb – G – Bb
CmM7 = C – Eb – G – B
Cm9 = C – D – Eb – G
Bagaimana dengan chord yang didampingi garis miring dan huruf lain seperti C/G, C/E, dll ????????
Chord seperti ini dinamakan chord balikan/invert Bass.
Chord balikan adalah susunan chord yang nada awalnya/paling bawah di awali dengan nada yang tertulis setelah garis miring.
Misal :
C/G
Chord ini berarti chord C, yang bassnya atau nada paling bawahnya adalah nada G. susunannya bisa menjadi :
C/G = G – C – E
Dalam konsep band, bisa dibayangkan, Rhytim section seperti piano atau rhytim gitar memainkan chord C, sedangkan gitar bass memainkan nada G bukan C.
Pada keyboard, anda bisa mengaktifkan fitur seperti “manual Bass” atau “Invert Bass”, dan Anda membalikkan susunan chord di tangan kiri.
Misal :
Chord C yang biasa Anda mainkan dengan pola C – E – G, pada chord C/G Menjadi G – C – E dan pada chord C/E susunannya menjadi E – G – C
Chord seperti ini umumnya digunakan hanya sebagai harmoni penghias sebuah lagu.
Cara membuat Fill in :
1. Buatlah terlebih dahulu MAIN/VARIASI-nya
2. COPY variasi/main yang akan di buatkan fill in-nya ke section FILL IN.
3. Jika Main yang di copy, panjangnya lebih dari 1 bar, aturlah di section Fill in, agar menjadi 1 BAR.
4. pada bagian fill in tersebut (yang telah di copy dari Main/Variasi), Hapuslah bagian DRUM.
5. Isi kembali bagian DRUM di Fill in tersebut, sesuai dengan bayangan Fill in drum yang ingin Anda isi.
6. tambahkan bunyi CYMBAL di bagian PALING UJUNG dari fill in tersebut. Untuk hal ini, bisa di Bantu dengan fasilitas Step Record, Event Edit, atau Micro Edit di keyboard Anda.
Pada dasarnya, yang melakukan Fill in itu hanya DRUM saja, trus di ikutin oleh pemain Bass, Gitar dan Keyboard.
Jadi, dengan merubah part DRUM saja, sudah bisa di katakan, itu adalah fill in.
Ga perlu merubah seluruh part, karena bagi yang baru belajar, sering terkendala, apabila merubah seluruh part di section fill in, saat di mainkan dan di gabungkan dengan section MAIN/Variasi, kadang2 jadi ga nyambung, ato bahkan malah aneh…he..he…h.e…..
Cara membuat Sampling :
Banyak keyboard dan software yang saat ini telah menyediakan fasilitas custom sampling, artinya kita bisa memasukan suara apapun ke dalam keyboard atau software tersebut untuk digunakan dalam produksi musiknya. Kehadiran fasilitas custom sampling ini sangat membantu untuk mendapatkan warna suara (timbre) yang kita inginkan.
Pada umumnya klasifikasi sampling ini terbagi tiga :
  1. Single Sampling : Hanya satu sample untuk semua not, tuts, oktaf dan velocity
  2. Multi Sampling : Satu not, oktaf, dan velocity bisa berisi beberapa sampling
  3. Loop Sampling : Sampling berupa looping (satu putaran berulang-ulang)
Untuk memasukan sampling ini ke keyboard atau software, ada tiga tahapan utama yang akan dilalui :
  1. Record : merekam sampling
  2. Slice : Memotong bagian sampling yang diinginkan
  3. Patch : menempatkan (assign) sampling itu ke not, tuts atau velocity yang diinginkan
Berikut ini penjelasan beberapa tahapan membuat sampling :
A.     RECORD
Saya akan jelaskan merekam menggunakan computer, bukan menggunakan fasilitas record di keyboard.
-          Siapkan instruments atau sumber suara lain yang akan disampling, baik itu alat music, atau sumber suara lain seperti suara manusia, angin, dll
-          Hubungkan sumber suara dengan computer, perhatikan apakah melalui LINE IN atau MIC IN. apabila merekam dari keyboard, vcd player, dll berarti melalui LINE IN, apabila merekam menggunakan microphone, berarti melalui MIC IN.
-          Setelah sumber suara terhubung dengan benar ke computer, setting pengaturan soundcard, apabila Anda menggunakan soundcard dari motherboard computer Anda, lihat pengaturannya di control panel-> sound
-          Rekamlah menggunakan software. Ada banyak software yang bisa merekam baik itu yang gratisan maupun berbayar. Atau menggunakan software SOUND RECORDER bawaan windows juga bisa.
-          Rekamlah menjadi format minimal WAV 44.1kHz 16bit
B.      SLICE
Setelah sumber suara terekam, selanjutnya kita akan memotong (slice) bagian suara yang ingin kita sampling dari hasil rekaman tadi. Bisa menggungkan software wav editor seperti wavelab, cool edit, adobe edition atau software-software video editing. Asalkan software tersebut bisa memotong file wav.
Berikut ini contoh dengan menggunakan software Wavelab.
Import file rekaman tadi ke wavelab

Dari gambar di atas, terlihat waveform hasil rekaman kita, dan ada bagian garis kosong di awal. Bagian garis kosong itulah yang akan kita hapus, agar sampling rekaman tersebut berada tepat di time 00:00
Untuk mempermudah pemotongan, zoom waveform agar bisa melihat dengan jelas awal pangkal sampling. Posisikan cursor disana, blok dan hapuslah (delete) bagian yg kosong tersebut.

Setelah di hapus, maka sekarang sampling sudah benar-benar berada di time 00:00
Untuk tahapan yang lebih komplit, Anda masih bisa terlebih dahulu mengedit file sample Anda tersebut, apakah untuk normalize, eq, menambah fx, dll.

Simpan file tersebut dan Sampling sudah bisa digunakan. Sebagai contoh, file tersebut saya simpan dengan nama “Gendang Dangdut Solfegio.wav”.
C.     PATCH
Langkah berikutnya adalah menempatkan (patch) sampling ke keyboard atau software yang kita gunakan. Sebagai contoh :
-          Keyboard Korg PA800
Tekan menu SOUND di grup MODE (sebelah kiri atas), lalu tekan record.
Tekan segitiga di pojok kanan atas  dan klik LOAD SAMPLE. Cari sampling kita tadi, sebagai contoh saya akan load file “Gendang Dangdut Solfegio.wav”
, setelah ketemu, klik WRITE.
Sound sampling telah berada di memori internal (RAM) Korg PA800. Dan sudah bisa Anda tempatkan di salah satu not, contohnya di Drum Kit.
Langkah selanjutnya Anda bisa membaca buku manual Korg PA800.

-          Software Battery 3 (Native Instrument)
Buka software Battery 3, klik kanan pada salah satu cell yang kosong, klik ADD SAMPLE

Cari file sampling kita tadi, sebagai contoh saya akan load file “Gendang Dangdut Solfegio.wav”

Jika nama file telah tampil di cell tersebut, maka sample sudah di patch dan siap untuk digunakan di software Battery.

Demikian penjelasan singkat tentang membuat sampling. Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
  1. Semakin baik media rekam (software, soundcard, microphone, preamp, dll) maka semakin baik hasil rekaman yang didapatkan
  2. Rekamlah sampling di ruangan yang minim dari suara bising, sehingga hanya suara yg diinginkan saja yang akan terekam
  3. Jika menggunakan microphone, aturlah posisi microphone ke arah terbaik terhadap sumber suara. Tidak selalu berada di garis lurus dengan sumber suara.
  4. Untuk mendapatkan sound sampling yang benar-benar baik dan detil, sangat dibutuhkan peralatan yang memadai dan system yang kompleks.

Dalam penerapannya di dunia music digital, sampling bisa dimanfaatkan sebagai sound module (sumber suara tambahan) untuk dimainkan melalui midi di keyboard.
Cara membuat text karaoke song-Midi :
Cara membuat lirik/text karaoke song midi dengan software Cakewalk Pro Audio 9
1.      buatlah melodi lagu yg sama persis dengan lagu aslinya, di channel/track 4

2.      Klik kanan pada tracknya (sebelah kanan, yg berwarna kuning) dan klik STAFF
3.      Klik tool PENSIL di sebelah kiri atas dan tool L di sebelah kanan atas.
lalu klik di bawah not yang mau di tulis textnya.
Satu not, untuk satu suku kata.
4.      Setelah selesai, SAVE aja file midinya, dan coba aja di keyboard Anda.
kalau Anda tidak punya software Cakewalk Pro Audio, bisa juga pake software lain, yang bisa menampilkan staff/partitur not balok Midi.
seperti Sonar, Voyetra, Encore, Sibellius, dll.
yg penting prinsipnya :
- text/lirik, di tulis di TRACK/CHANNEL 4.
Cara meng-Copy CD yang diprotect :
Kalo dibaca melalui windows explorer, sizenya jadi 0kb.

Nah gini caranya :
Google dan download software ISO BUSTER. Di contoh berikut, saya menggunakan ISO BUSTER PRO 3.00
1. Install dulu software ISO BUSTERnya ;))
2. Masukan cd terprotect yang mau dicopy.
3. Buka software ISO BUSTER, dan sorot ke drive cd/dvd ROM yang berisi CD yang mau di copy. Di contoh berikut, dvd-rom saya ada di drive M:


. 4. Lalu di jendela sebelah kiri ISO BUSTER, akan tampil isi cd tersebut. (CD/Session/track/dll…..) dan disebelah kanan ditampilkan detail track di dalam cd tersebut.

5.     Pada jendela sebelah kanan, KLIK KANAN TRACK YANG MAU DICOPY dan pilih EXTRACT TRACK… dan akan muncul berbagai pilihan untuk format hasil finalnya. Di artikel ini, saya contohkan untuk menyimpannya dalam format *.MPG, maka saya pilih : TREAT AS VIDEO ONLY, EXTRACT BUT FILTER ONLY MPEG VIDEO FRAME (*.mpg). lalu akan muncul jendela untuk memilih lokasi penyimpanan. Klik OK.’
 6.      Dan tunggu prosesnya selesai…..


Jurus chord :
Untuk contoh, saya ambil Tonic C = Do.
C ke F
C – C7 – F
C – Gm – C7 – F
C – Caug – F
C – C9/D – C/E – F
C ke Dm
C – A – Dm
C – A7 – Dm
C – C#Dim – Dm
C ke Am
C – Dm-5 – E7 – Am
C – Dm-5 – Eaug – Am
C – Em/B – Am
C – Bmaj7 – Bes – Am
C – Cmaj7 – C7 – Am


Variabel dalam editing Yamaha Style :
Part Selected
Part selected adalah bagian-bagian yang akan kita buat yang terdiri dari Intro A-C, Main A-D, Fill In A-D, Ending A-C. A-D tergantung dari keyboard yang kita punyai jika menggunakan PSR-3000 ke atas maka semua dapat dimainkan namun jika PSR-640 cuma dapat Intro B dan Ending B. Demikian pula jika menggunakan E-413 atau PSR-450 akan berbeda pula.
Track Vs Channel
Dalam melakukan perekaman dalam file MIDI kita harus membedakan Track (istilah kita jalur) dengan Channel (saluran). Karena seperti kita ketahui bahwa Channel telah ditentukan oleh Yamaha dimana Channel 10 hanya untuk drum, Channel 9 Sub Drum dan 11 sd 16 untuk Bass, Phrase dll.
Sources Chord
Source Chord adalah sumber dasar chord yang akan dimainkan dan type apa yang digunakan.
Misalnya : CMaj7 berarti bahwa bisa empat tuts keyboard kita bisa dimainkan jadi Keyboard pun dapat mengenal C7, Sus dll.
Lower Note, Higher Note
Perekaman not dalam file style kita dapat dimainkan pada range yang telah ditentukan.
Misalnya: kita merekam untuk Bass adalah C3. Low Note G2 High Note F#3 jadi jika kita menekan kord F maka yang akan di bunyikan adalah not F3 bukan F2.
Transpose Type
Transpose type yang terpenting adalah terdiri dari:
1. Bypass : Apapun kita menggunakan menekan kunci kord nadanya akan sama
ini digunakan untuk Drum atau melodi intro.
2. Melody : Kunci kord menentukan tinggi rendahnya nada yang akan kita gunakan.
3. Chord : Sama seperti Melodi ini murni kord untuk string, organ dll.
4. Bass : Sama seperti Melodi cuma digunakan untuk Bass
Chord Mute
Chord mute digunakan untuk kepentingan tertentu dan biasanya dapat merubah jika kord-kord yang kita pilih untuk tidak dibunyikan misalnya: bila Kord Minor (Am, Em dst) suara gendangnya dihilangkan sehingga ada kesan syahdu. Miscellaneous Parameter
Ini biasanya juga dipergunakan untuk mengenali antara drum atau yang lainnya.
Event
Event adalah kumpulan data-data note (C sd B) dan control lainnya(alat musik, volume, chorus dll) dalam memainkan file style yamaha
Control Data
Secara garis besar sebenarnya dalam event dapat hanya memasukan data note saja jika dalam Control Data telah diisi dengan maksudnya.


 Telpon : 0822 3744 6767
largomusic44@gmail.com